Lensabali.com, Klungkung – Agen beras di Klungkung, Bali, mengeluh soal pasokan beras turun yang mengakibatkan harga beras melejit. Salah satunya Putu Diah Handiani.
Handiani mengatakan harga pokok beras jenis medium dulu Rp 10 ribu, saat ini naik menjadi Rp 12.800 per kilogram. Sedangkan untuk beras premium dari Rp 11 ribu naik menjadi Rp Rp 13.800 per kilogram.
“Itu harga untuk di grosir, nanti pengecer biasanya dijual kisaran Rp 14 ribu untuk medium dan Rp 15 ribu untuk premium,” ujar Handiani ditemui detikBali saat disidak Polres Klungkung, Selasa (19/9).
Ia menjelaskan untuk mendapat pasokan beras saat ini harus menyesuaikan ke produsennya di Jawa. Para agen harus memesan beras terlebih dahulu barulah produsen menentukan harganya.
“Setelah (gabah) diselip baru harga keluar, jadi tidak bisa ditentukan,” ungkap pedagang di Pasar Grosir Galiran Klungkung itu.
Handiani menyebut beras yang masuk paling banyak delapan ton. Ia menjual beras maksimal satu ton per hari. Jumlah tersebut turun 70 persen dari rata-rata penjualan sebelumnya yakni 3-4 ton sehari.
Sementara, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan perikanan Klungkung, Luh Ketut Eka Susanti mengatakan dari pemantauan Tim Inflasi daerah (TPID) Klungkung, pasokan beras pada minggu ke-4 September 2023, didapatkan ketersediaan beras di pasaran 961,09 ton dengan kebutuhan 431 ton lebih.
“Sehingga masih surplus 529 ton lebih, pada semester IV September ini. Dengan harga Rp 12.800-14.200 per kilogram, dari beras lokal, medium, dan premium di tingkat grosir,” jelasnya.
Kapolres Klungkung AKBP I Nengah Sadiarta memastikan tidak ada penimbunan yang dilakukan agen beras yang menyebabkan turunnya pasokan dan harga menjadi naik.
“Benar memang pasokan menurun dari produsennya di Jawa yang kemudian dipasarkan oleh agen-agen beras besar, ke pedagang kecil di Klungkung, dan wilayah Bali timur,” tegas Sadiarta. (PR/DTK)