LENSABali.Com, KLUNGKUNG – Pembangunan Pusat kebudayaan Bali (PKB) yang di bangun pada kawasan Eks Galian C Gunaksa, Kabupaten Klungkung dan merupakan mahakarya monumental pada era terkini sebagai program prioritas membangun adat istiadat, seni-budaya dan kearifan lokal Bali, tercatat di desain oleh arsitek terkenal, dari orang asli Bali.
“Arsitek ini ngayah tanpa biaya. Kalau normalisasi Tukad Unda ini bantuannya di dukung oleh Kementerian PU yang menelan dana Rp 270 M (miliar, red), dilanjutkan dengan pembangunan waduk muara. Jadi nantinya kawasan ini dirancang agar tidak terjadi longsor, banjir aliran lahar, dan lainnya. Sedangkan untuk biaya pembangunan Pusat Kebudayaan Bali ini akan disokong oleh pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar RP 2,5 triliun,” demikian diungkapkan Gubernur Bali, Wayan Koster saat acara Sosialisasi Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Data penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan serta Pihak Pihak Berhak dan Obyek Pengadaan Tanah Pembangunan Pusat Kebudayaan Bali, Prasarana Pengendali Banjir Tukad Unda dan Waduk Muara Unda di Balai Budaya Ida I Dewa Agung Istri Kanya, Semarapura, Kabupaten Klungkung, Kamis (21/1).
Dalam kesempatan itu, pria kelahiran Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini juga mengatakan kawasan Pusat Kebudayaan Bali yang akan berdiri di atas lahan seluas 320 hektar tersebut akan mengandung penjabaran dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Pengaplikasian di antaranya melalui hutan buatan, taman, fasilitas seni, pameran, kuliner UMKM hingga waduk dan pelabuhan hingga menjadikan kawasan ini merupakan kawasan lengkap yang mengimplementasikan filosofi dari visi pembangunan Bali tersebut.
“Dari Atma Kertih hingga Wana Kertih-nya ada, lokasinya pun luar biasa baik, Nyegara Gunung. Dan saya sudah cek di seluruh Bali tidak ada lagi lokasi sebaik ini,” sebutnya sambil berkata PKB di Klungkung ini saya rancang untuk di bangun sesuai dengan pedoman sejarah Bali, yang menjelaskan Klungkung merupakan tempat dimana kebudayaan Bali berkembang hingga mencapai masa keemasaannya pada era Kerajaan Gelgel, tepatnya dalam pemerintahan Raja Dalem Waturenggong.LB/001